.jpg)
Nganjuk - Visitasi Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) merupakan tindak lanjut hasil AKMI yang dilakukan untuk penyelenggaraan perbaikan pembelajaran dalam penguatan kompetensi literasi membaca, numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya jenjang Madrasah Ibtidaiyah. Hasil asesmen tersebut dapat digunakan oleh guru dan madrasah untuk memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkan peserta didik sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
Asesmen yang dilakukan pada peserta didik madrasah sebagai metode penilaian yang komprehensif untuk mendiagnosis kelebihan dan kelemahan siswa pada literasi membaca, literasi numerasi, literasi sains dan literasi sosial budaya termasuk survei karakter. Literasi Numerasi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan kapasitas individu, sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat. Literasi Sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah dalam mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, serta kesadaran bagaimana sains dan teknologi mempengaruhi manusia dan lingkungan. Sedangkan Literasi Sosial Budaya merupakan kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa, termasuk kemampuan untuk menerima dan beradaptasi, serta bersikap secara bijaksana atas keberagaman
Kegiatan Visitasi AKMI dilaksanakan di MI MHM Mojokendil Ngronggot dan MI Nurul Huda Cengkok hari Selasa, 9 Desember 2022 mulai pukul 08.00 sampai selesai. Penyambutan dilakukan secara sederhana dengan penymbutan seremonil oleh GTK Madrasah. Dalam sambutannya Pengawas Madrasah (Abd. Rokhman) menyampaikan program (Madrasah Education Quality Reform). Dengan tolok ukur keberhasilannya meningkatkan kualitas Madrasah. Salah satu diantaranya adalah AKMI.
AKMI sebagai alat ukur dianogtis yang dapat digunakan guru dan madrasah untuk memperbaiki layanan pendidikan yang dibutuhkn siswa sebagai dasar menyusun rancangan pembelajaran; AKMI tidak menyatakan peringkat; AKMI bukan alat ukur kelulusan; kemudian akhirnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan belajar peserta didik, kekuatan dan kelemahannya, strategi meperlakukan siswa pada tingkat kemahirannya dan membenahi ruang madrasah yang lebih kondusif.
Lebih lanjut pengawas wilayah Kecamatan Ngronggot dalam sambutan selanjutnya juga menyampiakan data terkait hasil akmi 2021 sebagai bahan refleksi nasional. Bahwa terdapat 72% peserta didik perlu pendampingan dalam literasi numersinya. Sementara itu TIM instruktur visitasi AKMI Umar Latifui dari Maumere menyampaikan grade hasil AKMI meliputi perlu pendampingan, dasar, cakap, terampil, dan perlu ruang kreasi. Indonesia berada pada urutan 75 dari 79 negara yang tergabug PISA (Programme for International Student Assessment (PISA) yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Adalah suatu studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia.
Ada upaya bersama kata beliau untuk meningkatkan upaya pergerakan untuk menjadi lebih baik. pertama; upaya doa sebagai komitmen awal kedua; Peningkatan kualitas Pendidik/Guru sebagai agent pembelajar melalui PKB, ketiga; Updating metode pembelajaran, keempat; guru melek IT. Insya Allah kerja sinergis bersama akan selalu mendapat kemudahan dari Allah SWT. Sebagai oleh-oleh beliau juga memberikan beberapa aplikasi IT pembelajaran lebih dari 25 aplikasi untuk ditindak lanjuti.
“Ternyata menggunakan metode AKMI pada prinsipnya adalah pembelajaran secara langsung di kehidupan sehari-hari pada siswa, karena lebih di titik beratkan pada literasi. Alhamdulillah Pelaksanaan Visitasi kali ini berjalan lancar dan hasil dari kegiatan ini akan diterapkan pada kegiatan pembelajaran pada madrasah masing-masing,” imbuhnya (AdR)
ed:lq