header-int

MIN 2 Nganjuk Gelar Peringatan Hari Santri 2022

Senin, 24 Okt 2022, 17:02:17 WIB - 282 View
Kontributor : Hari Purnomo - Pengawas Madrasah
MIN 2 Nganjuk Gelar Peringatan Hari Santri 2022

Nganjuk (Wasmad)—Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Nganjuk sukses menggelar upacara peringatan Hari Santri, di halaman madrasah, Sabtu (22/10/22). Acara ini dihadiri para pengawas madrasah, pendidik, tenaga kependidikan dan siswa madrasah. 

MD Mahsun selaku pembina upacara dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada kelas 6-C yang telah bertindak sebagai petugas upacara, "Saya berharap kekompakan dengan semua petugas agar terjalin dengan baik. Menurutnya persiapan waktu yang singkat tidak menjadi penghalang untuk bersama bisa melaksanakan upacara hari santri.

Sementara itu, dalam amanahnya pembina upacara menyampaikan peristiwa resolusi jihat pada tahun 1945. Seruan yang dikeluarkan oleh NU yang ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan umat Islam Indonesia untuk berjuang membela Tanah Air dari penguasaan kembali pihak Belanda dan pihak asing lainnya beberapa waktu setelah proklamasi kemerdekaan.  Dikeluarkan pada 22 Oktober 1945 sebagai buah keputusan yang dihasilkan dari Rapat Besar Konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura, 21-22 Oktober di Surabaya, Jawa Timur. Melalui konsul-konsul yang datang ke pertemuan tersebut, seruan ini kemudian disebarkan ke seluruh lapisan pengikut NU khususnya dan umat Islam umumnya di seluruh pelosok Jawa dan Madura. 

Seruan ini memiliki pengaruh yang besar dalam menggalang umat Islam khususnya untuk berjuang mengangkat senjata melawan kehadiran Belanda setelah diproklamirkannya kemerdekaan. Pesantren-pesantren dan kantor-kantor NU tingkat Cabang dan Ranting segera menjadi markas Hizbullah yang menghimpun terutama pemuda-pemuda santri yang ingin berjuang dengan semangat yang tinggi meski dengan keahlian dan fasilitas persenjataan yang sangat terbatas.  Seruan ini juga diyakini memiliki sumbangan besar atas pecahnya Peristiwa 10 November 1945 yang terkenal dan kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Soetomo atau terkenal dengan panggilan Bung Tomo, pimpinan laskar BPRI dan Radio Pemberontakan, yang sering disebut sebagai penyulut utama peristiwa 10 November diketahui memiliki hubungan yang dekat dengan kalangan Islam.  Jauh sebelum peristiwa itu, ia diketahui telah berkawan baik dengan Wahid Hasyim, tokoh muda NU yang penting saat itu. Karena faktor Wahid Hasyim pula ia terpilih sebagai satu-satunya pemuda dari Surabaya yang menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru pada Juli 1945 yang menggantikan Hokokai peninggalan Jepang. 

Di luar itu, juga umum diketahui bahwa saat itu Bung Tomo kerap bertandang ke Pesantren Tebu Ireng, Jombang, untuk menemui dan meminta restu Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari. Seruan “Allahu Akbar” di pembuka dan penutup orasinya yang sangat membakar melalui Radio Pemberontakan yang dipimpinnya adalah upayanya untuk merekrut kalangan pemuda Muslim di satu sisi dan bukti kedekatan hubungannya dengan kalangan Islam. Tidak terbatas pada Peristiwa 10 November 1945, seruan ini berdampak panjang pada masa berikutnya. Perjuangan kemerdekaan yang melibatkan massa rakyat yang berlangsung hampir empat tahun sesudah itu di berbagai tempat di Jawa khususnya hingga pengakuan kedaulatan oleh Belanda pada 1949 juga banyak didorong oleh semangat jihad yang diserukan melalui resolusi ini. Pesan dan isi Resolusi Jihad ini jelas dan tegas.

Tetapi dalam interpretasinya, terutama melalui penyebarannya secara lisan, kadang-kadang memperoleh tekanan yang lebih keras dan luas seperti bahwa kewajiban (fardhu ‘ain) bagi setiap muslim yang berada pada jarak radius 94 km untuk turut berjuang. Sedangkan yang berada di luar jarak itu berkewajiban untuk membantu saudara-saudara mereka yang berada dalam jarak radius tersebut. Jalur “aksi perjuangan” melalui Resolusi Jihad memang harus berhadapan dengan “jalur diplomasi” yang dipilih beberapa pemimpin nasional saat itu. Bagaimanapun ini adalah suatu tanggapan yang cepat, tepat, dan tegas dari NU atas krisis kepercayaan dan kewibawaan sebagai bangsa yang baru menyatakan kemerdekaannya.  Pada akhirnya, Resolusi Jihad tak lain merupakan bukti historis komitmen NU untuk membela dan mempertahankan Tanah Air. 

ed: Lq

#madrasah
kemenag
© 2024 Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk Follow kemenag Nganjuk : Facebook Twitter Instagram Youtube