.jpg)
Nganjuk - Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) kembali bergulir di Kabupaten Nganjuk. Geliat semangat penerapan kurikulum teranyar di Indonesia ini terus digaungkan sebagai upaya pemerataan kualitas pelayaban pendidikan seluruh madrasah di Kabupaten Nganjuk.
Mengambil tempat di MA Darunnajah Kebonagung Sawahan, Workshop IKM menghadirkan 47 peserta yang terdiri dari Kepala Madrasah, Waka Kurikulum, serta guru dari Madrasah binaan pengawas madrasah Abdullah dari kecamatan Sukomoro, Bagor, Loceret, Berbek, dan Sawahan.
Ketua Yayasan MA Darunnajah, Imam Hamid menyampaikan terima kasih bahwa workshop IKM menjadi jembatan baru tali silaturrahmi antar madrasah.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk, Afif Fauzi yang didapuk sebagai pemateri pertama menyampaikan dalam sambutan pembukaannya menyatakan bahwa setiap majelis ilmu merupakan taman surga yang setiap prosesnya harus dilalui dengan penuh semangat. Momen pertemuan dalam sebuah majelis ilmu menjadi kesempatan meningkatkan silaturrahmi menjalin komunikasi yang baik dalam bekerjasama mencapai visi misi madrasah dan Kementerian Agama.
Persatuan dan kebersamaan sangat penting dalam mencapai tujuan bersama. Madrasah dengan ke khas annya, saat ini menjadi salah satu rujukan masyarakat mempercayakan pendidikan putra-putrinya untuk menempuh pendidikan.
"Maka dari itu, penting bagi kita semua untuk tetap menjaga kualitas dan kesungguhan dalam melayani masyarakat terutama dalam pendidikan", ujar Kakankemenag dalam pembukaan workshop IKM yang dilaksanakan selama dua hari penuh 24-25 Januari 2023.
Kesungguhan dan kerukunan menjadi dua hal wajib hadir dalam setiap tubuh Kementerian Agama. Adanya perbedaan yang menjadi khas dalam adat istiadat masyarakat harus bisa dijaga dan dihargai sebagai identitas masyarakat berbudaya di Indonesia.
"Pakaian dan itikad bergaul masyarakat Indonesia meskipun mayoritas islam, tidak wajib memakai pakaian dan cara bergaul orang arab sepenuhnya", ujarnya menegaskan.
Pakaian dan simbol-simbol adat budaya yang ada di masyarakat tidak seharusnya menjadi alasan perpecahan bangsa. Penguatan sikap saling menghargai dan menghormati sangat penting dirawat dan diturunkan melalui pendidikan pada generasi penerus sehingga Indonesia di masa depan akan tetap terjaga dan tenang. Kakankemenag berharap setiap madrasah dapat menjadi penyejuk dan agen ketukunan ditengah masyarakat Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. (lq)